Selain menggunakan variabel demografi, kita juga dapat membagi pasar ke dalam unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, kawasan, propinsi, kabupaten, sampai unit terkecil. Selain itu dapat pula digunakan varabel geografis lainnya seperti kepadatan penduduk dan iklim. Secara geografis, penumpang bus bisa dibedakan berdasarkan jalur/rute yang dilalui bis kota.
Bis rute Depok kebanyakan penumpangnya tentu terdiri dari para mahasiswa, sedangkan bis jalur Sudirman tentulah isinya kebanyakan para pekerja kantoran, dan kalau jalur Pulogadung isinya tentu adalah para pekerja pabrik. Berdasarkan jalur juga bisa diketahui "kepadatan" penumpang bus kota. Untuk jalur-jalur "gemuk" yang banyak penumpangnya, tentu lebih menarik dari pada jalur "kering".
Bila kita butuh analisa yang lebih dalam lagi, kita dapat menggunakan segmentasi psikografis dengan berdasarkan pada variabel kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian konsumen. Segmentasi perilaku dapat pula menjadi alternatif lain, yang mendasarkan diri pada variabel-variabel sikap terhadap produk, tahap kesiapan, status loyalitas, tingkat penggunaan, tingkat pemakaian, dan manfaat.
Dengan melakukan segmentasi pasar yang sederhana seperti inilah para pengamen "elite" diatas sukses menembus pasar penumpang Patas AC jalur Sudirman. Dengan segmentasi, mereka mengerti bahwa jualan di segmen "elite" harus beda dengan di segmen "biasa" dan karena itulah mereka menawarkan produk dan taktik pemasaran yang lain pula. Dan terbukti hal itu menjadikan usaha pemasaran mereka menjadi lebih efektif.
Jadi, kalau pengamen saja bisa melakukannya, kenapa anda tidak?
Oleh: Yusuf Wibisono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar