Kenapa pasar harus disegmen? Karena orang-orang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda, sehingga usaha pemasaran akan lebih efektif apabila ditujukan kepada kelompok pembeli yang tepat. Dengan segmentasi kita akan memilah-milah pembeli potensial ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kebutuhan yang sama dan karenanya akan bereaksi secara sama pula terhadap usaha pemasaran tertentu.
Maka, dengan melakukan segmentasi pasar, implikasi terpenting yang akan dilakukan oleh produsen adalah menawarkan produk dan menjalankan taktik pemasaran yang berbeda terhadap setiap kelompok pembeli tersebut.
Hal inilah yang disebut dengan Product differentiation strategy. Dengan strategi ini produsen tidak akan masuk ke semua segmen pasar. Tetapi ia akan memilih bagian pasar tertentu dimana mereka dapat memberi yang terbaik kepada konsumen. Dan bila ia memilih banyak segmen sekalipun, maka ia akan melakukan pembedaan -baik pada produk yang ditawarkan maupun pada taktik pemasarannya- terhadap masing-masing segmen pasar tersebut. Dengan pembedaan terhadap kelompok konsumen yang berbeda seperti inilah maka usaha pemasaran akan menjadi lebih efektif.
Segmentasi pasar ini sebenarnya telah diajarkan oleh Baginda Rasulullah kepada kita 14 abad yang lalu dengan sabdanya: "kita sekalian para Nabi, diperintahkan untuk berbicara dengan manusia sesuai dengan kadar akal mereka." Karena itulah seringkali dalam menjawab satu pertanyaan yang sama, jawaban Nabi bisa berbeda-beda. Hal itu dikarenakan Nabi ingin agar produk yang dijualnya (Islam) laku terhadap semua orang yang beliau dakwahi. Jawaban yang berbeda-beda itu tidak lain adalah strategi Nabi agar Islam mudah dipahami (laku terjual) oleh para shahabat yang berbeda-beda tingkat kepandaian dan latar belakangnya.
Dalam kasus diatas, pengamen "biasa" masuk ke seluruh pasar dan tidak melakukan segmentasi (mass marketing) dengan menganggap seluruh penumpang bis kota adalah sama. Karena itulah mereka menawarkan produk (lagu) yang sama dan dengan cara pemasaran yang sama pula untuk semua konsumen. Hasilnya adalah para pengamen "biasa" ini kedodoran karena dengan kemampuan yang terbatas mereka harus melayani semua segmen pasar. Akibatnya, ketika masuk ke segmen yang mereka tidak memiliki kemampuan melayani segmen itu, produk mereka enggak laku alias gatot. Gagal total !
Sebaliknya, para pengamen "elite" mengerti bahwa konsumen mereka -yaitu, para penumpang bis kota- sangatlah beragam dan memiliki keinginan (selera musik) yang berbeda-beda. Antara penumpang bis reguler dan Patas, jelas beda, apalagi dengan penumpang Patas AC.
Secara demografis, kita dapat membagi pasar berdasarkan umur, jenis kelamin, ukuran besarnya keluarga, family life cycle, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, agama, ras/suku bangsa, generasi, dan kewarganegaraan. Dengan melihat besaran tarif bus yang bervariasi, para pengamen "elite" bisa membedakan pasar berdasarkan pendapatan yaitu antara penumpang kelas ekonomi bawah, menengah, dan atas. Dari segi umur juga bisa dikelompokkan bahwa penumpang bus AC umumnya adalah para pekerja usia pertengahan, generasi '80-an.
(bersambung)
Oleh: Yusuf Wibisono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar