Sementara itu para dewa pun terus menciptakan monster-monster mengerikan. Tapi ada kendala pada biaya. Lalu para dewa menoleh ke segala sesuatu yang dapat mereka transformasikan menjadi monster, mulai dari babi hutan, kuda, pohon, bahkan benda benda mati seperti lumpur dan batu.
Sementara itu transformasi pun diciptakan dengan kuat, menjadi makhluk-makhluk cerdas. Hal itu merusak kedamaian bangsa Peri. Tentara baru, liar dan tak kenal ampun, terlahir dari tangan-tangan para dewa. Mereka merobek seluruh tanah bangsa Peri. Menabur pembantaian binatang-binatang dalam upaya untuk memusnahkan sisa-sisa Stones Soul dan menghancurkan segala sesuatu yang masuk ke dalam zona mereka.
Banyak Peri tewas pada tahap awal konflik mengerikan ini. Setelah menikmati perdamaian selama berabad-abad, satu-satunya keahlian tempur yang dimiliki mereka masih berada dalam memanah dan ilmu sihir. Mereka terlalu berfokus untuk berburu dan proyek-proyek sipil. Sementara Gerombolan makhluk mengerikan itu cepat dan beringas, hanya mendapat sedikit perlawanan dari Peri. Lalu Bangsa Peri yang berhasil bertahan lebih memilih untuk bersembunyi di hutan daripada tinggal dan berjuang.
Namun diantara bangsa peri yang porak poranda. Beberapa pejuang masih tersisa diantara peri-peri itu. Seorang Peri bernama Elderine. Dikenal karena keahliannya sebagai seorang pemanah. Lalu Elderine bergabung dengan kakaknya Epith, seorang penyihir berbakat. Kedua nya memohon kepada sisa Peri, meminta mereka untuk melindungi para peri yang tidak mampu mempertahankan diri dan melawan monster.
Pada awalnya hanya beberapa yang peduli dan menjawab panggilan, tetapi Elderine dan Epith tidak putus asa. Lalu bekerja sama dengan Epith. Elderine mengajarkan, bagaiman keterampilan berburu mereka dapat digunakan untuk membunuh mosnter. Sementara penyihir Epith mengajarkan bagaimana menggunakan mantra sebagai senjata. Kedua nya juga menunjukkan bagaimana mereka mengakali musuh dan memimpin mereka ke dalam penyerangan menggunakan keterampilan dan kecepatan.
Monster-monster itupun kewalahan menghadapi perlawanan Peri-peri kecil yang diciptakan oleh Elderine dan Epith, prajurit-prajurit mereka berhasil menumpas beberapa monster. Dengan berbuat demikian para Peri memiliki cukup waktu untuk kabur lebih jauh ke dalam hutan dan ibukota mereka. Bersama-sama mereka berhasil mengumpulkan Soul Stone dari monster yang kalah. Pada saat Elderine dan Epith Peri mundur ke ibukota, pasukan mereka berjumlah ratusan.
Kelompok juga telah mengumpulkan sejumlah besar Soul Stone dan orang-orang yang mengakui Elderine sebagai pemimpin mereka semakin banyak. Ketika Elderine pergi melalui jalan-jalan dan bertemu dengan orang-orang, ia melihat bagaimana seluruh kota itu sibuk berlatih untuk persiapan penyerangan. Sebagai tentara, mereka tahu sedang mendekati dewa yang mengerikan. Dalam hati, para Peri telah siap untuk apa yang mereka takutkan; menjadi yang terakhir berdiri.
Sumber: http://fiesta.outspark.com/guides/story
Oleh: Muhammad Jundi Robbani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar