5. Tahun Baru Jepang
Tahun Baru Jepang yang biasa disebut Shogatsu dirayakan setiap tanggal 1 Januari. Di masa lalu, Tahun Baru Jepang mengikuti tanggal yang sama dengan Tahun Baru Cina. Namun sejak Restorasi Meiji, Jepang mulai mengadopsi Kalender Gregorian dan tahun barunya mengikuti Tahun Baru Masehi. Meski begitu, Jepang tetap mempertahankan tradisinya tahun barunya yang unik dan berbeda dari negara lain.
Pada malam tahun baru, kuil-kuil Buddha di seluruh Jepang akan membunyikan lonceng sebanyak 108 kali yang kemudian dilanjutkan dengan menyantap mie soba. Pagi harinya, orang-orang akan mengunjungi kuil dengan pakaian tradisional kimono. Mereka menyantap menu khas tahun baru yang disebut osechi, biasanya terdiri dari makanan kering yang tidak berkuah. Anak-anak juga menerima uang tahun baru dan bermain aneka permainan seperti layang-layang dan sejenis badminton tradisional. Beberapa orang merayakan tahun baru dengan menyaksikan matahari terbit di tempat-tempat yang bagus seperti pantai atau pegunungan. Ritual ini disebut hatsushinode.
6. Tahun Baru Yahudi
Tahun Baru Yahudi, disebut juga Rosh Ha-Shanah (Kepala Tahun), jatuh pada tanggal 1 Tishrei dalam Kalender Yahudi, sekitar 5 September sampai 5 Oktober ketika Israel memasuki musim gugur. Tahun baru ini tergolong unik karena tidak dirayakan pada hari pertama bulan pertama, melainkan pada hari pertama bulan ketujuh. Kitab Talmud menyebut Rosh Ha-Shanah sebagai Hari Penghakiman (Yom Ha-Din) di mana seluruh makhluk akan dihakimi oleh Tuhan semesta alam.
Pada tahun baru, orang-orang Yahudi melakukan ibadah khusus di sinagog. Selain doa-doa dan pembacaan Torah, hal terpenting yang selalu ada dalam tahun baru adalah ritual meniup terompet tanduk yang disebut shofar. Di rumah-rumah, disediakan hidangan khusus berupa apel yang dicelup ke dalam madu. Hal ini menyimbolkan tahun baru yang manis. Usai tahun baru, umat Yahudi akan mempersiapkan diri menuju puncak peringatan Yom Kippur (Hari Pengampunan) pada tanggal 10 Tishrei.
7. Tahun Baru Saka
Tahun Baru Saka atau disebut juga Isakawarsa jatuh pada hari pertama bulan pertama dalam Kalender Saka Bali, biasanya sekitar Bulan Maret. Sehari menjelang tahun baru, seluruh umat Hindu Bali harus berdiam diri dan melakukan pantang yang disebut Nyepi. Tahun Baru Saka terutama dirayakan di Pulau Bali, Lombok, dan daerah-derah lain yang terdapat komunitas Hindu Bali.
Tahun Baru Saka diawali dengan ritual melasti yang dilakukan di tepi pantai sekitar 4 hari sebelumnya. Kemudian diadakan Bhuta Yadnya yaitu sesajian untuk menenangkan roh-roh jahat dan menyeimbangkan alam. Di berbagai tempat biasanya diadakan acara arak-arakan dengan membawa ogoh-ogoh (boneka setan) di sepanjang jalan sebelum kemudian dibakar sebagai simbol memusnahkan kekuatan jahat. Sehari menjelang tahun baru, umat Hindu melaksanakan nyepi dan tidak melakukan aktivitas apa pun. Pada hari tersebut, seluruh Pulau Bali akan menjadi sepi dan bahkan turis pun dilarang keluar hotel. Memasuki pagi tahun baru, orang-orang akan saling berkunjung untuk bermaafan dan sembahyang bersama.
Oleh : Lari Pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar