1. Tahun Baru Masehi
Tahun Baru Masehi jatuh pada tanggal 1 Januari dalam Kalender Gregorian dan Kalender Julian yang berbasis pergerakan matahari. Disebut Masehi karena Kalender Gregorian awalnya digunakan oleh kerajaan-kerajaan Eropa yang beragama Kristen/ Masehi. Sebagian besar negara di dunia saat ini mengadopsi Kalender Gregorian sebagai kalender administrasi, sehingga Tahun Baru Masehi menjadi tahun baru yang paling banyak diperingati di seluruh dunia.
Tahun Baru Masehi berakar dari kebudayaan Romawi Kuno sebagai hari perayaan untuk Janus, dewa dari segala pintu dan permulaan. Januari sebagai nama bulan pertama juga diambil dari nama Janus. Ketika Paus Gregorius menyusun kalender liturgis untuk Gereja Katolik yang akhirnya dikenal sebagai Kalender Gregorian, dia menetapkan 1 Januari sebagai peringatan Hari Penyunatan Yesus, yang dihitung 8 hari sesudah Natal pada 25 Desember. Sekitar abad 17 sampai 18, tanggal 1 Januari sebagai tahun baru mulai menyebar di negara-negara Eropa dan biasanya diperingati dengan misa di gereja. Seiring dengan kolonialisme, gerakan misionaris, dan hegemoni negara-negara Barat, Tahun Baru Masehi mulai dirayakan di berbagai belahan dunia. Hingga saat ini, Tahun Baru Masehi lebih sering dirayakan secara sekuler dengan konser musik dan pesta kembang api.
2. Tahun Baru Cina
Tahun Baru Cina, atau disebut juga Tahun Baru Imlek, diperingati pada hari pertama bulan pertama dalam Kalender Cina yang jatuh antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Perayaan Imlek biasanya berlangsung selama 15 hari yang ditutup dengan Perayaan Cap Go Meh. Berasal dari Cina Daratan, perayaan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, terutama di mana terdapat pecinan dan komunitas cina. Tahun Baru ini juga dirayakan di beberapa negara yang dipengaruhi kebudayaan Cina, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Mongolia, dan Bhutan.
Tahun Baru Cina mungkin telah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun, menandai dimulainya musim semi di Cina. Pada tahun baru, seluruh kota dan desa akan berhias dalam warna merah yang dianggap sebagai warna keberuntungan. Rumah-rumah dibersihkan dan keluarga akan berkumpul pada malam sebelum Imlek untuk makan bersama dan bermain petasan. Pada esok harinya, anak-anak akan mengucapkan selamat tahun baru pada orangtuanya, dan mereka menerima angpao berisi uang. Aneka dekorasi seperti lampion dan kertas gambar digantung di depan rumah dan kelenteng, sementara sejumlah atraksi seperti liong dan barongsai akan menghibur orang-orang. Di Cina, momen perayaan Imlek menjadi ajang mudik bagi warga Cina di perkotaan untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Mudik yang disebut sebagai Chunyun ini merupakan peristiwa mudik tahunan terbesar di dunia, mengalahkan mudik lebaran di Indonesia.
3. Tahun Baru Islam
Tahun Baru Islam atau disebut juga Ro’s As-Sanah (Kepala Tahun) jatuh pada tanggal 1 Muharram dalam Kalender Islam/ Hijriyah. Tahun baru ini selalu berubah tanggalnya jika menggunakan patokan Kalender Gregorian, karena Kalender Hijriyah adalah kalender lunar murni yang tidak memperhitungkan pergerakan matahari. Meski pun merupakan tahun baru resmi, tanggal 1 Muharram jarang dirayakan secara besar-besaran oleh komunitas Islam di berbagai belahan dunia.
Tidak ada perayaan yang jelas dalam sebagian besar tradisi Islam berkaitan dengan tanggal 1 Muharram. Namun khusus di beberapa wilayah Jawa, 1 Muharram yang disebut sebagai 1 Suro memiliki arti penting yang biasa dirayakan dengan melakukan kirab dan sejumlah ritual seperti membersihkan benda-benda pusaka. Perayaan terdekat dengan tanggal ini adalah Hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Hari Asyura umumnya diperingati oleh muslim syi’ah untuk mengenang gugurnya Husein dan keluarganya dalam pertempuran di Karbala. Di Sumatera, Hari Asyura dirayakan dengan mengarak tandu hias yang disebut Tabut/ Tabuik untuk dibuang ke laut. Dalam beberapa tahun belakangan ini, sejumlah komunitas Islam juga mulai merayakan Tahun Baru Islam dengan sejumlah kegiatan religius sebagai alternatif dari Tahun Baru Masehi.
4. Tahun Baru Persia
Tahun Baru Persia, atau disebut juga Nowruz (Hari Baru), jatuh pada hari pertama dalam Kalender Persia. Seperti Tahun Baru Cina, Nowruz juga dirayakan untuk memperingati awal musim semi di Iran yang biasanya jatuh pada 21 Maret atau sebelumnya. Perayaan Nowruz berlangsung meriah di Iran dan sejumlah negara yang terpengaruh kebudayaan Iran seperti Pakistan, Afghanistan, Turki serta beberapa negara di Asia Tengah dan Balkan.
Nowruz kemungkinan telah dirayakan selama lebih dari 2.500 tahun sebagai festival musim semi agama Zoroastrian. Pada perayaan ini, orang-orang akan turun ke jalan melakukan pesta api dengan membuat api unggun besar. Setiap rumah telah dibersihkan beberapa hari menjelang Nowruz. Kemudian di samping meja makan akan dipasang dekorasi khas yang disebut meja haft sin, terdiri dari tujuh jenis barang seperti rumput gandum, apel, cermin, dan lilin, yang masing-masing mengandung makna tersendiri. Di tahun baru ini, mereka akan mengunjungi sanak keluarga dan menyiapkan aneka hindangan. Mereka juga saling bertukar hadiah dan berdoa untuk kebahagiaan setahun mendatang. Di Iran dan sejumlah negara lainnya, Nowruz adalah hari libur nasional.
Bersambung ke 7 TAHUN BARU DI SELURUH DUNIA II
Oleh : Lari Pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar