Tampilkan postingan dengan label pengkhianatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengkhianatan. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Maret 2010

Fiesta Story Chapter IV: Pengkhianatan Epith - Habis

Sihir itu melelahkan, bahkan untuk salah satu Mage berbakat seperti Epith. Efek pada Banen cukup sukses, bahkan fatal. Sebagai mantra, sihir itu membungkus tubuh dan semua di sekitar Banen. Tampaknya mantra itu mengempis tubuh Banen, lalu membuatnya terhuyung dikelilingi sesuatu yang fana. Banen mulai melemah dibawah kekuasaan mantra Epith. Pengikut Epith segera bersatu untuk mengendalikan Banen. Banen segera bangkit, lalu dua diantara pengikut Epith tewas seketika sebelum mereka tahu apa yang telah memukul mereka. tetapi daya tahan Banen telah berkurang dan rentan oleh mantra yang Epith tebarkan.

Teva telah sangat berhati-hati dalam memilih Guardian yang akan menjaga kekuasaannya. Setiap Guardian Majus ini terampil dalam pertempuran sebelum mereka masuk melayani Teva, dan masing-masing tahu bagaimana menggunakan keterampilan yang mereka miliki dengan baik.

Lalu Epith dan sisa pengikutnya segera meluncurkan serangan magis terhadap Banen. Kali ini pukulan-pukulan Banen menghantam rumah-rumah disekitar. Dengan dihapusnya berkat Teva dari diri Banen oleh sihir Epith, Banen telah menjadi rentan terhadap serangan fana. Lalu, bush! serangan itu menghancurkan segala sesuatu disekitarnya. Sementara Banen mulai roboh, ia dikalahkan - dan semua yang melihat tahu itu.



Epith mendekat, menikmati kemenangan ini. Ia akan menjadi orang pertama dengan kekuatan fana yang dapat membunuh salah satu Teva's "ultimate". Epith memulai casting mantra yang akan mengakhiri hidup Banen. Namun Banen memiliki cara terakhir. Dia bergerak untuk perlahan. Banen memulai casting mantra nya sendiri, ketegangan meningkat menjadi dua sudut berupaya untuk menyelesaikan casting mantra nya terlebih dulu. Mereka menyelesaikan casting mantra secara bersamaan lalu melepaskannya.

Seperti mantra Epith. Mantra Banen merobek daya tahan Epith berkeping-keping, Mantra Banen memukul Epith seperti palu. Mantra itu mengambil semua kekuatan spiritual Epith's, sumber kemampuannya untuk mengakses ilmu sihir, dan mencabut dengan keras keluar dari tubuhnya. Setiap saraf di tubuh Epith menggeliat dan gosong seolah-olah ia sedang terbakar oleh jarum panas melepuh. Mantra itu meninggalkan tubuh Epith terkulai dan pikirannya kosong.

Tapi Banen telah gagal, Epith masih hidup. Ketika kabut di sekitar pikirannya mulai mengangkat, Epith membuka mata dan melihat bahwa satu-satunya yang tersisa dari Banen adalah sepotong Soul Stone Bijou yang telah diletakkan di dalam tubuhnya.

Epith juga melihat bahwa pengikut yang tersisa dari penyergapan itu memandangnya dengan aneh. Saat itulah ia melihat efek dari mantra Banen. Kulit Epith sudah berubah warna. Dari cerah, berubah ke rona ungu gelap. Tanda-tanda fisik dalam diri Epith mulai berubah ke arah kegelapan. 

Sejenak, Epith mempertimbangkan tampilan baru aneh ini. Akhirnya ia mengambil Bijou's fragmen sebagai Hasil dari mengalahkan Banen dan memerintahkan para pengikutnya untuk membuka gerbang. Sudah waktunya, Epith bertekad untuk melanjutkan misi, tak peduli resiko!

Sumber: http://fiesta.outspark.com/guides/story


Oleh: Muhammad Jundi Robbani

Minggu, 28 Maret 2010

Fiesta Story Chapter IV: Pengkhianatan Epith



Para dewa mulai memikirkan cara. Mereka mengawasi Epith dengan cermat selama beberapa waktu. Mereka menganggap dia iri terhadap kakaknya. Walaupun peran dia begitu kuat berpengaruh dalam keberhasilan pasukan Peri, ia tidak pernah percaya bahwa dia akan mendapatkan rasa hormat yang selayaknya. Dia merasa dia akan hidup di bawah bayang-bayang kakaknya Elderine.

Lalu kemarahan dan cemburu yang ia tunjukan mulai menodai pikirannya sendiri. `Itu adalah sihir ku yang telah menyelamatkan mereka begitu banyak berkali-kali sebelumnya! Kenapa mereka begitu memuja kakak` Epith pun mulai terpengaruh hasutan-hasutan para dewa. Setiap malam, selama sepuluh malam, para dewa datang ke Epith. Pagel menggoda dengan kekayaan dan keunggulan yang bisa menjadi miliknya jika ia berhianat.

Apoline merayunya dengan janji-janji kekuasaan apa pun yang ingin ia peroleh dan apapun keinginan dia akan terpenuhi jika ia bergabung dengan para dewa. Mereka membuat Epith berambisi dan nafsu kekuasaan tumbuh seratus kali lipat dalam diri Epith. Segera Epith mulai bergerak di antara murid-muridnya. Mengajak orang-orang yang merasakan hal yang sama seperti dia, mereka perlahan-lahan berkumpul di sekitar dirinya bersama beberapa penyihir yang setia mengikuti.

Akhirnya waktu untuk menyerang datang; Apoline pergi ke Epith sendirian saat yang lain tertidur. Dia mengatakan agar serangan berhasil, Epith harus memusnahkan orang-orang Majus juga, atau paling tidak tertahan cukup lama oleh para pengikutnya untuk membuat ia bisa bergerak. Lalu Apoline mengecap mantra kedalam pikiran Epith, sebagai strip Pelindung dan kekuasaan untuk sementara waktu. Apoline berjanji kepadanya bahwa jika ia berhasil, itu akan menjadi miliknya selamanya. Ini adalah cara terakhir membujuk Epith yang diperlukan untuk mengkhianati kakaknya dan rakyatnya.

Epith memberi sinyal kepada para pengikutnya ketika ia pindah ke salah satu kota yang gerbang nya kurang dijaga. Ketika dia mendekat dia melihat hanya Banen mendekat dengan sepasukan kecil. Semua anggota pasukan itu pengikut Epith. Jelas, rencana itu sempurna.

Banen segera menyadari bahwa ini adalah penyergapan, Epith mendekat untuk menyambut Banen. Dia menciptakan cahaya terang dan melihat langsung raut tenang Banen yang telah siap. Sebelum Epith bisa mengetahui apa yang membuat Banen bereaksi demikian. Apakah pengikut Epith tidak bereaksi secepat seperti yang ia lakukan, tentunya ini akan memberi pertanda buruk untuk rencananya. Lalu para pengikut Epith meluncurkan tembakan mantra-mantra kearah Banen. Sementara mantra mereka tidak lebih dari colekan bagi Banen dan membuatnya kehilangan keseimbangan. Namun itu sudah cukup bagi Epith untuk memulai mantra kutukannya. Sihir Epith selesai tepat sebelum Banen bisa pulih untuk bergerak.

(bersambung)

Sumber: http://fiesta.outspark.com/guides/story


Oleh: Muhammad Jundi Robbani