Tampilkan postingan dengan label pembangunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembangunan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 November 2011

7 PENCAKAR LANGIT TERTINGGI DI DUNIA I

1. Burj Khalifa, Dubai



Burj Khalifa (Menara Khalifa) yang menjulang setinggi 829 meter di Downtown Dubai hingga saat ini tercatat sebagai gedung tertinggi di dunia. Gedung ini mulai dibangun pada 21 September 2004 dan selesai pada 1 Oktober 2009. Desain dan rancangan gedung ini dikerjakan oleh Skidmore, Owings and Merill dari Amerika Serikat, dengan kontraktor utama Samsung C&T dari Korea Selatan.
Biaya yang dihabiskan untuk pembangunan Burj Khalifa mencapai 1,5 milyar US dollar. Ruang kantor di gedung ini dijual dengan harga sekitar 43.000 US dollar per meter perseginya, sementara apartemen di gedung ini dijual seharga 37.500 US dollar per meter perseginya. Gedung yang sebelumnya bernama Burj Dubai ini mengalami masalah pembiayaan ketika terjadi gejolak krisis global pada tahun 2007 – 2010. Gedung ini berhasil selamat dari kebangkrutan berkat kucuran dana dari pemerintah Uni Emirat Arab. Maka nama gedung ini pun diganti menjadi Burj Khalifa untuk menghormati presiden UEA Khalifa Bin Zayed Al-Nahyan atas jasa dan bantuannya. Gedung ini menjadi atraksi utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Dubai.

2. Abraj Al-Bait, Mekkah



Abraj Al-Bait atau disebut juga Menara Jam Kerajaan adalah sebuah kompleks perhotelan yang berdiri persis di seberang Masjidil Haram, Mekkah. Dengan tinggi mencapai 601 meter, menara yang selesai didirikan pada akhir 2011 ini memecahkan rekor sebagai hotel tertinggi di dunia sekaligus gedung tertinggi kedua di dunia. Jam besar di puncaknya juga memecahkan rekor sebagai jam terbesar di dunia. Proyek pembangunan gedung ini dikerjakan oleh Bin Ladin Group, perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi.
Selain fasilitas hotel super mewah, Abraj Al-Bait juga dilengkapi oleh mall empat lantai dan area parkir yang luas. Di samping itu juga terdapat Museum Islam dan Pusat Pengamatan Bulan untuk melihat hilal pada penentuan tanggal-tanggal penting dalam ibadah Islam. Menara ini memiliki pengeras suara yang dapat mengumandangkan azan hingga jarak 7 kilometer dan memancarkan cahaya hingga jarak 30 kilometer. Namun Abraj Al-Bait mendapat sejumlah kritik karena dianggap menodai kesucian kota dengan keglamoran duniawi. Menara ini juga dibangun dengan menghancurkan situs kuno Benteng Ajyad dari zaman Turki Utsmani.

3. Taipei 101, Taipei



Taipei 101 berdiri di distrik Xinyi di Kota Taipei. Bangunan setinggi 509 meter yang selesai didirikan pada tahun 2004 ini sebelumnya memecahkan rekor sebagai bangunan tertinggi di dunia sampai akhirnya dikalahkan oleh Burj Khalifa pada tahun 2009. Taipei 101 didesain oleh C.Y. Lee & partners dengan kontraktor utama KTRT Joint Venture. Bangunan tertinggi di Taiwan ini dinamakan Taipei 101 karena jumlah lantainya sebanyak 101 lantai.
Bangunan yang dimiliki oleh Taipei Financial Center Corporation ini didesain untuk tahan terhadap angin topan dan gempa yang biasa melanda kawasan Asia Pasifik. Ketahanannya terbukti saat Taipei diguncang gempa sebesar 6, 8 skala richter pada tahun 2002, yang tidak merusak struktur gedung yang saat itu masih dalam pembangunan. Fleksibilitas desain merupakan poin penting yang membuat Taipei 101 menjadi salah satu gedung paling stabil di dunia. Arsitekturnya menggambarkan filosofi Cina dengan bentuk menyerupai pagoda dan ruas-ruas bambu berwarna hijau. Pada tahun 2011, Taipei 101 juga menerima penghargaan lingkungan dan efisiensi energi yang menempatkannya sebagai gedung ramah lingkungan tertinggi di dunia.

Bersambung ke 7 PENCAKAR LANGIT TERTINGGI DI DUNIA II

Oleh : Lari Pagi

Rabu, 31 Maret 2010

HAJI YANG MEMBERDAYAKAN UMMAT

(Menyambut Pelaksanaan Ibadah Haji 2006)

Salah satu ibadah dalam Islam yang memiliki dampak ekonomi besar adalah ibadah haji. Dengan 200 ribu jemaah haji, ritual ini di Indonesia mampu memobilisasi dana tak kurang dari Rp 6 triliun per tahun-nya. Namun event ekonomi besar tahunan ini tak mampu memberi dampak yang signifikan pada kehidupan ekonomi ummat. Sekian puluh tahun haji dilakukan, ummat tetap terpuruk dalam kemiskinan.

Kenyataan ironis ini memunculkan wacana yang semakin mengental untuk mereformasi penyelenggaraan ibadah haji. Secara umum, ketidak-mampuan haji menjadi kekuatan ekonomi ummat disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, kesalahan sistem yang menempatkan Depag sebagai pemegang monopoli penyelenggara haji dengan menjalankan tiga peran sekaligus; sebagai regulator, operator, dan evaluator. Hal ini menimbulkan conflict of interest dan jelas-jelas bertentangan dengan prinsip good governance.

Kedua, dana haji masyarakat dikelola oleh Depag yang berada di ranah publik. Lembaga pemerintah hanya boleh mengelola dana negara untuk tujuan publik. Menjadi kesalahan fatal menempatkan institusi pemerintah mengelola dana masyarakat karena akan terjadi tabrakan tujuan antara pelayanan publik dan mengejar laba.

Ketiga, tidak ada grand strategy dan political will yang kuat dari pemerintah untuk menjadikan haji sebagai pendorong kebangkitan ekonomi ummat. Haji selama ini hanya dipandang sebagai ritual ibadah belaka yang tidak memiliki dampak ekonomi apapun. Paradigma ini seolah ini dilestarikan sehingga jemaah haji kita rela dengan pelayanan ibadah haji yang sangat buruk walau telah membayar ongkos yang mahal. Haji-pun tak pernah dihubungkan sama sekali dengan aktivitas ekonomi ummat lainnya.
Tulisan berikut ini mencoba melihat potensi ekonomi haji secara keseluruhan dan peluang implementasi-nya di Indonesia.

Haji dan Pembiayaan Pembangunan

Lembaga Tabung Haji Indonesia (THI) menjadi usulan yang paling luas mengemuka untuk mengganti peran Depag. Mencontoh kisah sukses Malaysia dengan Tabung Haji Nasional Malaysia (THNM), THI diharapkan akan menjadi BUMN keuangan non-bank yang mengelola dana haji masyarakat secara profesional. THI ini akan menggantikan peran Depag sebagai operator penyelenggara haji.

THI akan menerima pembayaran dana haji dengan memakai sistem tabungan, sehingga akan membantu setiap umat Islam untuk menunaikan haji secara terencana dan dengan waktu yang lebih cepat. Hal ini tidak hanya membawa implikasi positif secara agama tetapi juga secara ekonomi. Dana tabungan haji yang disetor lebih awal, dapat diinvestasikan terlebih dahulu pada sektor usaha yang aman dan sesuai dengan ketentuan syariah.

Dengan demikian, dana tabungan haji akan menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan jangka panjang yang murah. Dana tabungan haji yang dikelola THI akan membebaskan dana-dana jangka pendek yang selama ini dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan jangka panjang. Dana THI juga akan menambah volume kredit tanpa menambah uang beredar sehingga akan memberi stimulus perekonomian dengan tetap menjaga stabilitas tingkat harga.

Dalam kasus Indonesia yang mengalami defisit anggaran, dana THI dapat dipergunakan untuk membeli BUMN yang diprivatisasi pemerintah, khususnya BUMN strategis seperti Indosat dan PT DI. Dengan demikian, kemanfaatan dana THI menjadi berlipat ganda yaitu mengembangkan dana dalam bentuk investasi dan sekaligus mempertahankan aset penting negara.

(bersambung)


Oleh: Yusuf Wibisono